Jumat, 16 September 2011

Proses Referensi: Berawal dari Senyuman

Sikap terbuka untuk mudah didekati yang paling sering diungkapkan adalah dengan menebar senyuman. Sebuah senyuman memang mempunyai banyak arti bergantung pada situasi. Dalam konteks pelayanan referensi, senyuman menunjukkan sikap terbuka untuk didekati (approachability) yang mungkin melebihi bahasa tubuh atau kata-kata.  Menurut Katz (1992) dalam proses referensi terdapat  tiga unsur yakni informasi, pemustaka, dan pustakawan referensi. Tentunya senyuman ini akan berlanjut menjadi proses untuk memecahkan masalah dan akan menjadi model proses referensi masa kini, menurut Agusto dkk adalah berikut ini:



Dengan munculnya Web 2.0 yang memberikan fasilitas interaktif, maka pelayanan referensi mengalami beberapa perubahan cukup mencolok misalnya pihak pustkawan dan pemustaka masing-masing bisa menciptakan sumber.  Untuk melaksanakan model seperti ini pustakawan perlu memiliki kompetensi minimal seperti yang tertera pada artikel lengkap yang perlu Anda download dari Blog ini.

DOWNLOAD

Kamis, 15 September 2011

Pelayanan Referensi Masa Kini

Anggapan bahwa pelayanan referensi itu mudah benarnya, karena sekilas memang demikian. Dalam pelayanan ini  pustakawan bertugas menjawab pertanyaan para pemustaka yang datang untuk mendapatkan  informasi yang dibutuhkannya, sementara  di sekitar meja informasi tersedia berbagai koleksi referensi dan pangkalan data yang digunakan untuk memberikan jawaban. Sehingga pustakawan tinggal menggunakannya untuk menjawab pertanyaan. Tetapi tidak   sesederhana ini, karena pustakawan referensi tidak hanya berhadapan dengan koleksi referensi saja, melainkan dengan pemustaka yang berasal dari berbagai kalangan sekaligus mempunyai perilaku dan kebutuhan beragam.
            Tujuan pelayanan referensi adalah  untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Kegiatan yang dilakukan mencakup mencari informasi yang dibutuhkan pemustaka, dan menggunakan sumber informasi yang ada di perpustakaan.
Akhirnya bantuan diberikan mungkin terdiri dari bahan bacaan dalam bentuk buku atau artikel jurnal, bimbingan dalam menggunakan informasi sumber spesifik yang dapat ditelusur misalnya katalog online atau mendaftar pada pangkalan data bibliografis atau naskah lengkap, atau sekadar informasi faktual yang diambil dari koleksi referensi.      tercetak atau online.  Meja informasi dapat dihubungi baik melalui telefon, malalui surel atau online chat, walau pada akhirnya bisa saja seorang pemustaka akan diminta datang ke perpustakan, terutama merek yang mengjukan pertanyaan  mendalam dan memerlukan bantuan dan wawancara yang mendalam. Oleh karena itu seorang staf refereensi perlu memaham bahwa meja informasi adalah bagian penting dari  perpustakaan. Pelayanan yang diberikan di meja informasi berbeda bergantung dari jenis perpustakaan, sumber yang ada dan staf.
        Pelayanan referensi di Indonesia sekarang ini sedang dalam perubahan karena penggunaan Web 2.0 seolah telah menjadi standar. Untuk memicu diskusi lebih seru, silakan  mengunduh naskah ini secara lengkap.


DOWNLOAD

Sejarah Pelayanan Referensi